Film ini dimulai ketika Marty dan Davis sedang berdua di kebun yang ditumbuhi banyak ilalang di pagi yang sangat cerah. Marty merasa sangat bersyukur mengarungi kehidupan bersama Davis dan anak anak mereka setelah melewati pahit manisnya kehidupan bersama. Lalu, sang istri (Marty) meminta Davis untuk selalu menjaga dan melindungi keluarga mereka hingga akhir hayat. Davis menyanggupi dengan janji sepenuh hati. Aktifitas pagi merekapun dimulai, mereka sekeluarga duduk bersama dan berdoa untuk sarapan.
Setelah sarapan, Missie anak tertua mereka segera bergegas menuju sekolah tempat ia bekerja. Sedangkan Davis mengantarkan 2 adik Missie (Aaron dan Arnie) ke sekolah yang sama tempat Missie bekerja. Mereka saling beradu kecepatan siapa yang paling cepat sampai di sekolah. Sementara, Marty tetap dirumah mengerjakan tugas rumah tangga.
Sesampainya di sekolah, Missie telah disambut dengan anak didiknya. Pelajaran pun dimulai. Namun ternyata Davis (sang ayah) terlambat mengantarkan Aaron dan Arnie. Mereka kalah cepat dengan Missie sampai d sekolah. Missie pun meminta Davis untuk mengantar mereka sekolah lebih on time untuk besok dan seterusnya.
Davis menyanggupi dan segera enyah pergi, tetapi sebelum ia kembali ke rumah, dia menyempatkan untuk menemui sahabatnya ngobrol santai terlebih dahulu.
Pelajaran pun usai, tiba saatnya anak anak makan siang. Namun tampak gadis kecil terlihat sedih menatap teman teman lainnya yang lahap menikmati bekal mereka masing masing. Missie yang melihatnya nampak tersentuh dan haru. Missie pun mengatakan bahwa " Aku tidak lapar hari ini, apa kau mau membantu menghabiskan makananku. Aku tidak mau makanan ini hanya terbuang sia sia. Anak itu pun menjawab, dengan senang hati aku akan membantumu. Terimakasih.
Ternyata rasa tidak lapar Missie hanyalah pura pura. Dia berbohong dan lebih memilih menahan lapar. Kemudian dia pamit keluar dan meninggalkan kelas sebentar.
Missie pergi untuk mencari makanan di kebun yang letaknya lumayan jauh dari sekolah. Sesampainya dikebun, dia sangat girang sambil memetik buah berry dan memakannya dengan nikmat.
***
Tiba tiba dia dikejutkan dengan sosok pria dan kudanya. Pria itu sudah memperhatikan Missie sedari ia menuju kebun. Grant Thomas, nama yang ia perkenalkan pada Missie. Seorang surveyor yang ditugaskan untuk melakukan penelitian dan survei lahan kosong di daerah tersebut. Di kawasan itu nantinya akan dibangun stasiun kereta api dan lintasannya. Tak jauh dari kebun buah, terlihat basecamp tenda pekerja didirikan. Grant mencoba mengajak Missie jika tidak keberatan untuk singgah dan makan siang bersama disana. Missie mengiyakan untuk mampir sebentar saja.
***
Di basecamp, tersedia peralatan kerja yang lengkap dengan beragam makanan yang lezat. Nampaknya Grant langsung jatuh hati di pandangan pertamanya. Gadis yang ia ajak bicara sungguh membuatnya berbunga bunga. Ini adalah kesempatan buatnya untuk mengajak pujaannya kencan bersama. Grant menawarkan jika hari sabtu depan Missie tak memiliki acara, maukah pergi bersamanya sekedar berbincang dan makan makan. Missie pun menyanggupi dengan senyuman manis di bibirnya.. Lalu ia segera kembali ke sekolah dan mengajar kembali.
***
Pelajaran pun usai, anak anak pulang kerumah masing masing. Namun Missie masih berada dikelas karena ada temannya yang sedang berkunjung. Missie menceritakan kejadian bertemu Grant dan janji kencannya di Sabtu depan. Grant yang rupawan dengan pakaian rapi dibadannya membuat Missie terkesima karena tak ada laki-laki di lingkungan sekitar yang bisa membuat hatinya bergetar dan bercerita dengan sangat bahagia.
Setibanya dirumah, Aaron menemani ayahnya pergi mencari kayu di hutan. Dengan mengendarai gerobak dokar yang selalu setia menemani keluarganya kemanapun pergi. Naas, saat sang Ayah sedang membelah kayu dengan kapak, tiba tiba Aaron menjerit melihat seekor tupai. Mendengar anaknya menjerit, seketika Davis kaget dan kapaknya menjadi salah sasaran mengenai betis kakinya. Dengan tergopoh gopoh, Davis masih sempat menghampiri anaknya dan bertanya, ada apa Aaron, kau tak apa?
Aku tak apa Papa, aku hanya terkejut melihat binatang ini, aku belum pernah melihat sebelumnya, jawabnya. Syukur dan raut muka tenang hinggap di wajah Davis karena tidak ada sesuatu yang membahayakan anaknya, namun ia tak sanggup menahan sakit sobek menganga dengan kucuran deras darah di betisnya. Davis segera meminta tolong pada Aaron untuk mengikat betisnya dengan ikat pinggangnya. Aaron yang melihat ayahnya kesakitan hanya bisa menangis dan menjerit tidak bisa melakukan apa- apa, dia menganggap kecelakaan ayahnya adalah kesalahan dirinya. Untungnya jeritan Aaron terdengar oleh pria berkuda dan ia langsung datang menghampiri mereka berdua. Pria itu langsung sigap membantu dan mengantarkan mereka berdua kembali ke rumah.
***
Sesampainya dirumah, Missie tampak keheranan tak seperti biasanya mengapa adik dan papanya diantar orang. Saat Missie menanyakan siapa dirinya, pria itu langsung pergi tak menjawab. Aaron yang sudah tak tega melihat Papanya kesakitan segera meminta Missie dan Mamanya menaruh nya di rumah.
Tak lama kemudian, dokter pun datang dan mengatakan bahwa cidera Davis bisa menjadi luka serius dan parah karena akan menimbulkan infeksi beberapa hari kedepan. Bahkan sesuatu hal yang bisa terjadi Davis akan kehilangan kakinya. Dokter baru bisa kembali beberapa pekan kedepan untuk mengecek kembali lukannya. Rasa cemas dan kuatir kini dirasakan oleh semua anggota keluarga. Terlebih Ayahnya adalah tulang punggung keluarga. Di waktu bersamaan, masa bercocok tanam sudah tiba. Jika Ayahnya tidak bertani dan bercocok tanam. Mereka semua tidak bisa makan dan mencukupi kebutuhan sehari hari.
Malamnya, Marty yang diliputi rasa cemas luar biasa hanya pasrah dan berdoa agar suami tercintanya diberikan kekuatan. Ia juga mengusulkan dirinya dan Missie menggantikann pekerjaan Davis. Sempat membuat Davis tidak setuju dengan keputusan itu, karena membajak sawah dan bercocok tanam adalah pekerjaan yang biasa dilakukan laki-laki. Namun apadaya dia masih tergolek lemas dan sakit. Aaron yang sangat menyanyangi Papanya masih setia menunggu di kamar. Dia tidak mau keluar karena beranggapan akan selalu membantu yang diperlukan Papanya dan tetap setia menunggunya.
***
Sebelum memulai pekerjaannya sebagai petani, Missie datang kesekolah dan memasang pengumuman kalau sekolah libur sementara untuk hari bercocok tanam. Missie dan Marty berkerja di ladang dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga secara bergantian. Missie pun memulai pekerjaan pertamanya, disini Missie terlihat kelelahan, dia tampak berusaha keras membajak ladang. Hingga ia tersadar tangannya luka terkelupas karena kendali peganggan pembajak sawah yang keras. Missie masih tetap semangat melakukan pekerjaannya. Sedikit demi sedikit tanah yang dibajak mulai gembur. Namun tanah itu belum juga dalam sehingga harus dibajak terus. Missie mulai kelelahan. Ia pun berdoa agar diberi kekuatan oleh Tuhan. Gerimis hujan perlahan mengguyur seluruh tubuhnya. Tanpa Missie sadari, pria berkuda yang menolong ayahnya kembali datang dan melihatnya di balik pohon rindang.
***
Sementara dilain tempat, Grant sudah menunggu Missie di restoran tetapi pujaannya itu belum juga datang.
***
Siang itu terasa sangat terik, tangan Missie yang terkelupas sudah ia balut dengan kain agar saat memegang kendali tak terluka lagi. Missie baru teringat hari itu adalah hari pertemuannya dengan Grant. Sial dalam hatinya tak bisa menemui Grant saat itu juga karena pekerjaannya belum juga selesai. Missie kembali ke rumah dan istirahat sembari melihat kondisi ayahnya.
Ia pun meneruskan pekerjaannya kembali. Tiba - tiba ia mendengar rengekan kuda dan seorang pria yang menungganginya. Pria berkuda yang menolong ayahnya kembali datang. Dia kemudian membantu Missie membajak sawah sambil mebawakannya sebuah cangkul. Missie pun keheranan, mengapa pria itu mau membantunya. Pria itu menjawab dengan santai, ini adalah giliranku. Kau hanya perlu menemaniku bekerja saja. Missie pun bertanya kembali "siapakah namamu?". "Nate", pria itu menjawab cepat sambil terus membajak tanah.
***
Malamnya, Nate menengok Papa Missie. Dia kemudian meminta izin untuk melihat lukanya. Ternyata, kaki Davis sudah semakin parah. Nate pun mengusulkan jika keluarga tidak keberatan dia bisa mengobati kaki Papanya. Sempat Missie menjadi ragu dan mengatakan apa lebih baik menunggu dokter saja, namun Mamanya menjawab jika dokter baru bisa kembali 3 hari lagi. Jika menunggunya, Ayahnya akan kehilangan kakinya. Marty pun menyetujui usulan Nate. Nate kemudian meminta peralatan seperti pisau yang sudah dibersihkan, obat merah dan perban, wajan penggorengan yang sudah dipanaskan. Marty segera menyiapkan alat alat itu demi kesembuhan suaminya. Nate pun mulai mengobati Davis. Malam semakin gelap diiringi teriakan pilu kesakitan Ayah tercinta mereka. Ketenggangan terpancar di raut muka setiap anggota keluarga terlebih Aaron anak laki -laki yang sangat menyanyangi ayahnya itu. Hanya doa yang mampu mereka panjatkan semoga Ayahnya kuat dan baik baik saja.
Keesokan harinya, Missie dan Nate masih bekerja di ladang bersama. Tak lama kemudian, Marty menghampiri Missie, ia mengatakan demam ayahnya sudah turun dan kondisinya semakin sehat ia pun sudah bisa makan dengan lahap. Marty berniat mengundang Nate untuk makan bersama di malam hari. Missie dengan bahagia menghampiri Nate dan mengucapkan terimakasih atas segala bantuannya.
Kehangatan di malam itu sangat terasa di Keluarga Davis yang saling menyayangi satu sama lain membuat Nate teringat keluarganya sendiri yang sangat kontras. Davis memimpin berdoa atas pertolongan dan berkat Tuhan yang luar biasa. Tak hanya itu, mereka juga sangat bersyukur bisa menyantap makanan yang enak dan menikmatinya dengan senang.
Tak lupa sang ayah juga mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang diberikan Nate untuk keluarganya. Sebagai ucapan terima kasih, dia juga akan memberikan upah saat masa panen tiba.
***
Usai makan malam, Missie sedang berada dikamar dan termenung mengenang Grant. Mendengar kehebohan adik-adiknya di ruang tengah membuat ia beranjak dari kasur ternyata mereka sedang bermain tebak gambar dengan Nate. Melihat kedekatan Nate dan adik-adiknya membuat Missie bahagia. Missie yang melihat dibalik pintu hanya tersenyum dan tersipu ketika Nate juga melihatnya dan saling beradu pandang.
Paginya, Grant mencari keberadaan Missie di sekolah tempat Missie bekerja. Ia pun membaca pengumuman dan ternyata sekolah sedang libur. Grant mulai bingung, kemana ia bisa menemui Missie. Ia pun bertanya pada penduduk kota. Apakah ada yang mengenal gadis bernama Missie. Ternyata seorang warga mengetahui dimana letak rumah Missie. Setelah mendapat sejumlah uang dari Grant, ia pun memberi petunjuk jalan rumah Missie.
Saat itu Missie sedang bersama Nate menunggang kuda dan bermain dikebun ilalang dengan girang. Pemandangan yang mereka nikmati selayaknya lukisan indah yang dibuat Tuhan. Nate kemudian bertanya, berbicara tentang Tuhan, Apa yang dimaksud Papamu mengenai " His Enduring Promise/ Janjinya yang abadi?" Missie mejawab cepat bahwa kelak semua kesedihan, keterpurukan, sakit yang kita alami sekarang akan hilang dan dihapus oleh-Nya *Tuhan. Itulah yang kami sekeluarga rasakan setiap malam ketika berdoa dengan suka cita. Kamu adalah perantara Janji Tuhan pada keluargaku, terimakasih untuk semuanya.
Nate yang mendengar penjelasan Missie tersenyum bahagia. Kemudian Nate mengajak Missie ke sarang lebah dan bermain berlarian.
Mereka berdua lalu kembali kerumah untuk bekerja. Tiba tiba dari kejauhan Grant datang menghampiri mereka berdua dengan dokar dan juga supirnya. Grant lalu bertanya mengapa Missie tak hadir di pertemuan pertamanya itu. Lalu, Missie menjelaskan bahwa saat itu ia akan datang namun Ayahnya malah sakit dan harus menjalani perawatan. Jadi ia harus menggantikannya bekerja. Grant mencoba memahami kata- kata Missie dan menghilangkan rasa kekecewaannya.Di kebun ilalang Davis dan Willie bertemu. Willie mengatakan ia sudah menjalankan sarannya untuk menemui Ayahnya. Namun sepertinya usaha yang ia lakukan tak merubah apa-apa. Selama ini aku habiskan hidupku menjauh dari ayahku hingga ia terlihat sangat membenciku dengan raut muka masam, Willie menjelaskan. Mungkin jika aku menjelaskan apa yang sudah terjadi di masa lalu, kau juga tidak bisa memaafkanku, tambahnya.
Aku akan mencoba membantumu mungkin dengan jalan berbeda, Will, kata Davis menenangkan.
Kamu sudah memberikan cahaya di kehidupanku yang gelap dan merubahnya menjadi lebih baik, jawab Willie
Cobalah katakan apa yang sebenarnya terjadi meski hatimu sangat terluka. Janganlah takut, cobalah ceritakan. Davis semakin penasaran apa yang telah terjadi di kehidupan Willie di masa lalu.
Dengan perasaan bersalah dan nafas terengah engah, Willie mencoba bercerita.
"Aku terbiasa memasang jebakan di hutan untuk membantu ayahku namun Maddie selalu mengikuti kemanapun aku pergi. Di sore itu, aku dan Maddie pergi ke hutan untuk memasang dan mengatur jebakan tapi aku terlalu berjalan jauh dan mengabaikan perkataan Maddie. Maddie sudah berulang kali mengingatkan untuk segera kembali pulang karena pasti ibu kita sangat khawatir. Tapi aku tetap berjalan dan menghiraukannya. Sampai akhirnya, aku tersadar jika kita berdua benar-benar sudah berjalan terlalu jauh. Hari sudah semakin malam dan gelap ditambah cuaca saat itu benar benar dingin. Kita berdua memutuskan untuk beristirahat tanpa memakai alas hanya bersandar dan duduk di batang pohon. Maddie yang masih anak-anak dengan tubuhnya yang mungil membuatnya merasa sangat kedinginan. Di dekapan dan pelukanku, aku berusaha untuk menghangatkan badannya. Dengan rasa dingin yang luar biasa, Maddie masih sempat mengucapkan "Terima Kasih Willie", kata kata terakhir yang ia ucapkan sebelum kematianya. Esoknya saat kubangunkan Maddie, ia benar-benar hilang dari dekapanku, ia telah tiada. Tubuhnya yang mungil itu telah membeku diselimuti kristal es salju".
Setelah bercerita kisahnya yang pilu, Willie pamit untuk pergi karena masa bercocok tanam sudah selesai dan tinggal menunggu panen. Ia kemudian pamit pada Davis untuk pergi. Davis juga berpesan doanya selalu menyertainya, dan selain itu kapanpun ia datang, pintu rumahnya selalu terbuka untuknya. Lalu dengan kudanya, Willie pergi ke suatu tempat. Tempat yang membuat hatinya tercabik-cabik. Iya, tempat itu adalah lokasi dimana Maddie meninggal.
Ditengah jalan, Willie dan Missie berpapasan. Missie yang sudah dijemput supir dokar Grant untuk menuju basement tempat Grant bekerja.
Sampai disana, Willie menangis sejadi-jadinya. Berulang kali ia mengucapkan maaf pada Maddie disana. Ia masih saja terpukul atas kematian adik tersayang nya itu. Disana ia berjanji akan memperbaiki kehidupannya kelak dan selalu menempatkan Maddie di relung hatinya hingga tak terlupa.
Sementara, Missie yang sudah tiba di basecamp telah disambut Grant. Grant mempersilakan Missie untuk masuk di basecamp. Ternyata basement itu sudah ia ubah layaknya rumah yang sangat mewah lengkap dengan segala barang dan perabotan. Missie sangat terkesima, sebelumnya ia tidak pernah melihat semua yang ada di hadapannya.
Dengan lantangnya Grant berkata "Ya inilah rumah ku. Tempat aku tinggal dan bekerja. Semua aku atur agar diriku nyaman. Semua barang-barang ini juga dipesan khusus"ungkapnya.
Kemudian ia mengajak Missie berdansa, sebagai laki-laki, dulu aku tidak semangat bekerja tapi semenjak mengenalmu. Aku selalu melamunkan masa depan kita bersama.
kemudian Missie bertanya " Apa yang kamu liha dalam lamunanmu?"
Aku melihat kita traveling dan berkeliling dimana saja, piknik tengah malam di bawah kanopi dan gemerlapan bintang-bintang atau makan siang di restoran terbaik, dan membeli apa saja yang kamu inginkan
Tapi itu seperti cerita peri
Ya itulah hidup kita, kamu tak perlu lagi menggemburkan dan membajak tanah atau menanam makanan untuk menghidupi kita.
Jika aku menanam dan membajak sawah umm apakah kamu melihatmu ada di sebelahku?
Hmm kamu tidak mengerti maksudku, aku tidak akan ada disana karena istriku tidak akan berjuang setiap hari dan setiap saat di sawah, aku pria yang sangat kaya. Lalu Grant mencoba mencium bibir Missie. Namun Missie menolak,Aku hanya mengijinkan ciuman pertamaku pada pria yang menikahiku nantinya.
Maukah menikah denganku, kata Grant
Missie kamu tidak boleh menolak laki laki yang menawarkan untuk menyelamatkan dari kehidupanmu ini.
Aku akan berkata tidak pada laki laki yang menawarkan sesuatu tanpa berjuang dan melewati kehidupan bersama. Hal yang kamu katakan bukanlah sesuatu yang nyata.
Aku berbicara semua itu pada realita, kamu tidak lagi perlu untuk menyerah dalam hidup dan aku berkata demikian karena tidak ada hati yang kuinginkan selain dirimu dan kesempatan ini tidak untuk kedua kalinya.
Maaf Grant, sudahi saja semua ini.
Dengan wajah yang marah dan kecewa, Grant lalu menyuruh supirnya untuk mengantar Missie pulang ke rumah.
***
Esok harinya, Missie sedang membersihkan kelas. Tiba-tiba Willie datang. Ia kemudian mengungkapkan jati dirinya dan berkata sejujurnya bahwa ia adalah William Nathan Lahaye atau Willie. Willie adalah teman masa kecil Missie. Setelah mendengar pengakuan Willie akhirnya Missie juga teringat. Willie yang semasa kecil sering jahil dan mencuri pita jepitnya.
Missie bertanya mengapa kamu menyembunyikan siapa kamu sebenarnya?
Aku membutuhkan waktu beberapa tahun untuk menjadi orang asing karena aku belum siap menjadi diriku saat ini .
Missie mulai mengetahui alasan mengapa Willie menyembunyikan jati dirinya. Ya tentu, karena kematian adiknya dia menjauhi orang-orang karena rasa kecewa dan bersalahnya.
Ketika aku kembali lagi disini,,semuanya sudah benar-benar berubah.
Missie bertanya pada Willie apakah sudah menengok Papanya? Willie menjawab, aku sudah menemuinya. Tapi dia belum siap bertemu berlama-lama denganku
Willie juga mengungkapkan betapa bersyukurnya ia merasakan kehangatan di keluarga Missie, ia bisa merasakan kebahagiaan, keceriaan, dan kasih sayang yang belum pernah ia dapat sebelumnya
Willie akan berpindah di wilayah barat tapi sebelum ia pergi, ia sempatkan untuk bertemu Missie. Willie kemudian memberikan sehelai pita milik Missie yang ia curi masa kecil.
Missie terkejut menerima pita itu, pita itu ternyata masih ada dan disimpan Willie selama bertahun-tahun. Akhirnya pertemuan mereka diakhiri ucapan selamat tinggal oleh Willie. Dengan raut kecewa, Missie mengucapkan selamat tinggal juga pada Willie
Tiba tiba Missie mengejar Willie, dan mengatakan apakah sebaiknya menunda perjalanan jauhmu itu. Setelah menerima upah dari pekerjaan mu membajak sawah milik keluargaku dan merayakan masa panen bersama. Jika tak keberatan aku akan menemani perjalanan jauh menuju wilayah barat.
Dengan senyuman manisnya, Willie mengangguk setuju.
***
Inilah saat yang ditunggu-tunggu masa panen telah tiba. Hasil yang didapat juga sangat melimpah. Keluarga Davis merayakan masa panen itu dengan suka cita.
***
Disiang harui yang cerah, Willie mengungkapkan perasaan cinta pada Missie dan meminta Missie untuk menikah dengannya. Tanpa diduga Missie juga telah jatuh hati pada Willie. Mereka berdua melangsungkan pernikahan dengan dihadiri keluarga dan saudara dekat. Ternyata di hari bahagianya, Papa Willie juga hadir menyaksikkan pernikahan mereka. Sang Ayah juga memberikan doa restunya.
***
Esoknya, mereka berdua telah siap bergegas untuk mengarungi kehidupan baru bersama dan melakukan perjalanan jauhnya sebagai keluarga kecil yang bahagia.
--Tamat--
Komentar
Posting Komentar